David De Gea, Atletico Madrid, dan Masa Depan di Manchester United
Kiper timnas Spanyol, David De Gea, tidak melihat dirinya bermain untuk klub selain Manchester United. Hal itu dikatakannya jelang laga 16 besar melawan klub yang membesarkannya, Atletico Madrid.
Laga melawan Los Rojiblancos, Kamis (24/2/2022) dini hari WIB mendatang akan menjadi laga pertama De Gea melawan bekas klubnya tersebut sejak bergabung dengan United pada 2011 silam.
Ditanya seputar laga tersebut, De Gea menganggapnya sebagai pertandingan biasa seperti laga-laga lainnya. Namun bisa jadi ia mendapatkan cemoohan dari fans fanatik Atletico, terutama setelah ia nyaris pindah ke rival sekota Atletico, Real Madrid, pada tahun 2015 lalu.
Proses transfer yang melibatkan kiper Madrid saat itu, Keylor Navas, itu memang batal terlaksana akibat keterlambatan administrasi. Namun, kesepakatan De Gea untuk bergabung ke Santiago Bernabeu saat itu diyakini telah melukai sebagian fans Atletico.
Namun, De Gea agaknya telah melupakan persoalan tersebut. Kiper berusia 30 tahun yang awal musim ini sukses menyingkirkan Dean Henderson sebagai kiper utama the Red Devils itu malah menyatakan komitmennya bersama United, bahkan setelah kontraknya habis 2023 mendatang.
"Saya menyukai fakta bahwa saya lahir di Madrid. Namun pada akhirnya itu hanya sebuah kota," ujar De Gea yang dalam kontraknya terdapat opsi perpanjangan satu tahun itu.
"Kini, saya merasa bahwa saya berasal dari Manchester. Saya merasa seperti semua orang di Manchester. Di mana Anda dicintai dan diterima maka itulah rumah Anda," tutur De Gea.
De Gea saat ini memang menjadi salah satu pemain paling lama memperkuat Manchester United, yakni nyaris 11 tahun. Ia adalah satu dari segelintir pemain di United saat ini yang sempat dilatih oleh Sir Alex Ferguson.
"Saya telah berada di sini selama bertahun-bertahun. Memang segala sesuatunya bisa terjadi dalam kehidupan, terlebih di dunia sepak bola. Namun sejujurnya saya tidak melihat diri saya jauh dari Manchester United," kata kiper dengan 45 caps di timnas Spanyol itu.
"Memang saya akan kembali ke rumah (Madrid), ke klub yang telah memberi saya kesempatan menjadi seperti sekarang. Namun ini (laga versus Atletico) hanyalah seperti pertandingan lainnya," kata pemain bertinggi badan 193 sentimeter tersebut.
"Tentu saja saya berharap yang terbaik untuk Atletico. Saya tidak tahu bermain melawan mereka akan menjadi sebuah pertanda baik atau buruk. Namun semua orang akan pergi ke sana untuk menang, terutama saya," katanya menambahkan.
Menembus Skuat Utama Atletico Madrid
De Gea telah memainkan 473 laga untuk United sejak bergabung dari Atletico lebih dari satu dekade lalu. Namun, perjalanannya sebagai palang pintu The Red Devils jauh dari kata mulus.
Ia kerap diisukan hengkang dari Old Trafford. Hal itu tak lepas dari performanya yang gemilang namun kerap gagal menjadi penentu pada laga-laga krusial. Salah satu titik terendah dalam kariernya adalah musim 2020/2021 saat United dikalahkan Villarreal lewat adu penalti pada laga final Liga Europa.
Saat itu, kegagalan tendangan penalti De Gea menyebabkan United kalah 10-11. Pada turnamen Euro 2020 yang digelar pada musim panas 2021 pun, pelatih Spanyol Luis Enrique memutuskan untuk membangkucadangkan De Gea dan lebih memilih Unai Simon sebagai penjaga gawang utama skuat La Furia Roja.
Awal musim ini, posisi De Gea sebagai kiper utama sempat direbut Dean Henderson. Namun, suami penyanyi Spanyol, Edurne, itu kembali memanfaatkan momentum cederanya Henderson dengan serangkaian performa gemilang yang kembali membawanya sebagai kiper utama the Red Devils.
Ditanya seputar hal itu, De Gea pun membandingkan dengan masa awal karier profesionalnya di Atletico di mana ia kerap bersaing dengan kiper-kiper lain Los Rojiblancos. Saat itulah, kekuatan mentalnya berbicara untuk mencuat sebagai kiper utama mereka.
"Saat itu, saya hanya kiper ketiga (di belakang Sergio Asenjo dan Roberto). Namun saya selalu percaya pada diri saya sendiri," katanya kepada situs resmi UEFA.
"Saya kerap berlatih dengan keras dan berusaha membuktikan: Saya berada di sini. Saya memang berusia muda namun saya cukup bagus," katanya menambahkan.
Kesempatan pun datang kepadanya saat Roberto cedera, sehingga saingannya tinggal Asenjo, yang saat itu juga bersamanya di timnas Spanyol kelompok usia muda.
"Saya berusaha melakukan yang terbaik, kemudian keberuntungan datang kepada saya, dan ketidakberuntungan bagi Roberto karena ia cedera. Saya kemudian memperoleh kesempatan untuk membuktikan bahwa saya cukup bagus," katanya.
Saat Quique Sanchez Flores datang sebagai pelatih Atletico, performa tim itu mulai meningkat. Atletico mulai memetik kemenangan demi kemenangan. De Gea bercerita terdapat momen di mana dirinya dan Asenjo sama-sama fit. Meskipun rekan setimnya itu baru saja didatangkan dari Real Valladolid, sang pelatih ternyata lebih memilih dirinya sebagai kiper utama Atletico.
"Saya memainkan hampir semua laga. Kami bermain sampai final Liga Europa dan kami memenangkannya. Kami juga tampil hingga final Copa del Rey. Kami memang kalah, namun setidaknya kami mencapai final, dan kami juga menang pada laga Piala Super melawan skuat Inter Milan yang hebat," ujarnya.
Sumber: Sky Sports