Penantian AS Roma dan Mourinho yang Mendadak 'Cengeng'

Ulasan  
Pelatih AS Roma Jose Mourinho menangis usai AS Roma mengalahkan Leicester, Jumat, 6 Mei 2022, dan melaju ke final. (Foto: Twitter/@europacnfleague)
Pelatih AS Roma Jose Mourinho menangis usai AS Roma mengalahkan Leicester, Jumat, 6 Mei 2022, dan melaju ke final. (Foto: Twitter/@europacnfleague)

AS Roma memastikan diri lolos ke final UEFA Europa Conference League setelah mengalahkan Leicester City di partai semifinal, Jumat (6/5/2022) dini hari WIB. Kemenangan menjadi momen spesial bagi Il Lupi. Sebab, untuk pertama kali sejak puluhan tahun, mereka menembus fase puncak di liga antarklub Eropa.

Tim Serigala terakhir kali menembus final kompetisi Eropa pada 1990-1991 dimana mereka menjadi runner up Piala UEFA (Europa League). Saat itu mereka dikalahkan Inter Milan.

Roma juga pernah tampil di final Liga Champions pada musim 1983-1984. Liverpool mengalahkan mereka dan menjadi juara.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tidak heran. Kemenangan melawan Leicester semalam bak angin segar yang sudah ditunggu-tunggu bagi para pendukung tim Ibu Kota.

Apalagi sudah bertahun-tahun pula mereka dahaga prestasi di berbagai kompetisi. Padahal Roma adalah tim besar dengan fan fanatik.

Karena itulah momen semalam menjadi sangat emosional. Tidak hanya bagi pemain dan suporter. Pelatih Roma Jose Mourinho pun sampai tidak bisa menahan air mata, menangis.

Dalam sebuah rekaman usai peluit akhir pertandingan dibunyikan, Mou terlihat memeluk stafnya dan berjalan ke arah suporter dengan tangan terkepal. Hingga turun ke tangga menuju ruang ganti, ia tampak menangis haru.

Mengapa Mou mendadak 'cengeng'? Apa alasannya?

"Saya sangat emosional. Bagi kami ini adalah Liga Champions-nya kami," ujar Mou usai pertandingan kepada media.

"Ketika Anda bekerja di Roma, hidup di Roma, dan bernafas di Roma, Anda hidup bernafas dari klub ini karena ia benar benar klubnya kota ini.

"Saya merasakan itu dari hari pertama, dan luar biasa....namun tidak banyak kemenangan dan tidak banyak final (kami raih)....

"Kami berhasil membangun tim bagus yang tumbuh perlahan demi perlahan sehingga kami akhirnya bisa mengalahkan tim Premier League [Leicester).

"Tentu saja, saya memiliki banyak momen lebih besar dari ini tapi saya tidak merasakan (emosi) ini untuk saya sendiri, saya merasakannya untuk semua orang dan para pemain," kata Mou.

Rekor baru Mourinho

Sebagai pelatih, Mourinho memiliki sederet prestasi dan rekor yang pernah dicapai. Ia pun kini menambahkan satu lagi ke daftar usai memastikan AS Roma melaju ke final Europa Confrence League semalam.

Mou kini tercatat sebagai manajer/pelatih pertama yang menembus final kompetisi besar Eropa dengan empat klub berbeda.

Pelatih Portugal pernah mengantarkan Porto ke final Piala UEFA dan Liga Champions. Ia sukses menjuarai keduanya.

Pada musim 2009-2010, ia juga memboyong Inter Milan ke final Liga Champions dan sukses membawa pulang trofi. Saat melatih Manchester United, tembus ke final Liga Europa dan memenangkannya pada 2017.

Mou kini tinggal selangkah lagi untuk menambah satu trofi baru dalam koleksinya.

Itu bisa terwujud bila ia memenangkan AS Roma melawan Feyenoord pada partai final Liga Europa di Tirana, Albania, 25 Mei 2022 mendatang.

Akankah Mou menangis lagi?

Sumber: BBC, UEFA European Conference League

Baca juga:

- Diburu Everton, Mourinho Betah di AS Roma

- Preview Inter Milan Vs Empoli: Kalau Menang, Nerazzurri Salip Milan

- Manchester City, Pep Guardiola, dan Kutukan Yaya Toure

- Ini Jadwal Final Liga Champions 2021/2022: Liverpool Vs Real Madrid

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Mantan bek kanan di liga kampus. Masih belajar jadi versi terbaik.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image