Kembalinya Christian Eriksen, Salah Satu Keajaiban di Sepak Bola dan Kehidupan
Mendadak saya tertarik menulis tentang Christian Eriksen. Tipis-tipis, kalau kata anak sekarang.
Tentu ide ini tidak muncul begitu saja. Saya membaca di beberapa situs internasional, tepat pada 15 Juli 2022, Eriksen resmi berkostum Manchester United. Sudah setahun berlalu.
Lalu apa yang ingin saya singgung dari tulisan ini? Fakta bahwa Eriksen masih dipakai oleh klub seperti United, menunjukkan banyak hal. Dari segi teknis, kemampuan sang gelandang masih teruji di level tertinggi.
Namun lebih dari itu, saya ingin penggemar sepak bola mengingat kejadian pada Juni 2021. Saat itu Eriksen ikut membela tim nasional Denmark menghadapi Finlandia di Piala Eropa 2020. Karena pandemi covid-19, ajang tersebut mengalami penundaan.
Pada menit ke-42, seisi Parken Stadium di Copenhagen dilanda kebingungan. Eks Inter Milan ini terkapar di lapangan. Laga sempat terhenti.
Setelah mendapat penanganan tim medis, tersiar berita resmi, Eriksen terkena serangan jantung. Keadaan demikian sangat fatal untuk manusia awam pada umumnya. Apalagi bagi mereka yang sehari-hari berkecimpung di olahraga profesional.
Saya pribadi enggan memikirkan kemungkinan negatif. Dengan kemajuan teknologi kedokteran dan cepatnya penanganan, saya yakin, sang gelandang bisa terus melanjutkan hidup. Tapi apakah ia bisa kembali bermain bola, itu sesuatu yang berbeda.
Tak jarang, serangan jantung bisa membuat kondisi seseorang tidak seperti sebelumnya. Bahkan ada yang sampai selesai di kehidupan ini. Bagi saya, situasi Eriksen adalah keajaiban. Keajaiban di sepak bola dan di kehidupan secara umum.
Ia bukan sekadar melanjutkan hidup. Ia bangkit sebagai pemenang. Meski dengan bantuan alat bantu, produk tim muda Ajax Amsterdam itu kembali berlari kencang.
Pada awal kesembuhannya, ia dikontrak Brentford. Sebelumnya, Eriksen masih berkostum Inter. Namun karena terkendala aturan di Serie A, mereka tak bisa melanjutkan kerja sama.
Eks bintang Tottenham Hotspur itu balik lagi ke Inggris. Para penikmat bola tentu paham bagaimana level permainan di Liga Primer. Sebuah kompetisi yang menuntut kondisi fisik mumpuni.
Intensitas pertandingannya sangat tinggi. Para pemain terus bergerak selama lebih dari 90 menit. Eriksen berada di panggung itu setelah sembuh dari situasi memilukan.
Sebuah comeback luar biasa. Tidak semua individu bisa seperti itu. Saya meyakini, apa yang terjadi juga dipengaruhi semangat dan mentalitas dari dalam dirinya.
Ini terkesan subyektif. Namun saya percaya, tubuh fisik Eriksen mengikuti pikiran dan alam bawah sadarnya untuk bangkit dan kembali menjadi petarung di lapangan.
(Mari kita berdiskusi kawan. Jumpai saya di IG @edocz)