Ulasan

Ketika Angka Triliunan Rupiah Terdengar Lumrah di Setiap Bursa Transfer

Penyerang Paris Saint Germain, Neymar da Silva junior sedang melakukan selebrasi di lapangan
Penyerang Paris Saint Germain, Neymar da Silva junior sedang melakukan selebrasi di lapangan

Pada Agustus 2017, Neymar da Silva Junior membuat keputusan penting dalam kariernya. Ia meninggalkan gemerlap Barcelona dan bergabung dengan Paris Saint Germain.

Saat itu PSG sedang berproses menjadi salah satu klub yang disegani di benua biru. Les Parisiens berbekal dana melimpah milik Qatar Sports Investments, berkreasi di pasar. Raksasa Prancis itu mengeluarkan 222 juta euro (Rp 3,6 triliun) demi mendatangkan Neymar.

Rupanya itu menjadi pelopor kesemerawutan harga pemain di era sepak bola modern. Setelahnya, angka triliunan rupiah terdengar lumrah di setiap bursa transfer. Bahkan untuk pesepak bola yang belum teruji di berbagai kompetisi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Contoh yang paling dekat adalah Enzo Fernandez. Okelah, pria Argentina ini turut berjasa mengantarkan negaranya menjadi juara Piala Dunia 2022. Namun itu bukan karena peran yang bersangkutan seorang diri.

Enzo berbagi kamar ganti dengan sederet jugador mumpuni. Ada Lionel Messi, Angel Di Maria, hingga Julian Alvarez di skuad La Albiceleste. Semuanya bisa menjadi pembeda di lapangan.

Namun di level klub, Enzo masih anak bawang. Sosok yang kini berusia 22 tahun itu pindah ke Eropa pada Juni tahun lalu. Jebolan akademi River Plate bergabung dengan Benfica.

Baru enam bulan di Portugal, ia merapat ke Chelsea FC. The Blues mengeluarkan 106,8 juta pounds untuk mengamankan tanda tangan sang wonderkid. Itu sekitar Rp 2,04 triliun.

Angka fantastis. Ini transfer termahal yang melibatkan klub Inggris. Patut diketahui, Enzo belum memiliki prestasi mentereng di level klub di Eropa. Ia bukan Zinedine Zidane, Ronaldo Luis Nazario de Lima, atau Luis Figo yang sudah menorehkan rapor mentereng baru dibeli mahal oleh klub lain.

Belum berhenti sampai di situ. Declan Rice diperebutkan bak putri cantik dari negeri kayangan. Rice masih terikat kontrak dengan West Ham United.

Arsenal, Manchester United, Manchester City memburu gelandang tim nasional Inggris itu. The Gunners berada di garis terdepan. City getol menyaingi elite London Utara. United sedikit adem ayem.

Bayangkan, West Ham membanderol andalan mereka di kisaran 100 juta pounds (Rp 1,91 triliun). Harga yang sangat mahal untuk pemain dengan prestasi trofi UEFA Conference League.

Teranyar, harga Victor Osimhen menyentuh angka 150 juta euro (Rp 2,46 triliun). Osimhen sukses membawa Napoli meraih scudetto. Tapi ia bukan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo.

Ia belum teruji bakal berada di level yang sama selama bertahun-tahun. Sungguh perputaran dana yang tak terkendali. Pemilik modal menentukan irama pasar.

Situasi seperti ini membuat klub kaya-raya akan selalu berada di garis terdepan. Semangat financial fair play seolah tak terdengar. Pasalnya, standar harga pemain terlanjur sangat tinggi.

Pemerataan dalam sepak bola, riwayatmu kini. Beruntung, masih ada tim seperti Bayern Munchen yang menjadi anti tesis. Munchen tetap gagah saat bertarung di level atas, tanpa harus jor-joran seperti Chelsea, United, City, PSG, Real Madrid, serta Barcelona.

Berita Terkait

Image

Real Valladolid vs Barcelona: Skor dan Highlights

Image

Man City Vs Chelsea: Duel yang ke-50 Kali, Ini Catatan Head to Headnya

Image

Man City vs Chelsea: The Blues Mesti Menang, Awas Disalip Liverpool

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Semua jawaban tentang kehidupan ada di dirimu sendiri