Setelah 20 Tahun Berlalu, Baggio Masih Merasa dikhianati Trapattoni
ROMA -- Roberto Baggio memilih jalan berbeda setelah selesai bermain bola. Dalam beberapa tahun terakhir, ia fokus pada hal-hal yang menyentuh alam bebas.
Ada penenangan jiwa, katanya. Pelepasan. Ia meninggalkan geliat lapangan hijau.
Rupanya ada sesuatu yang belum selesai di relung Baggio. Tak jauh-jauh dari olahraga terbesar ini. Tentang apakah itu?
Ia kecewa berat lantaran tidak disertakan dalam skuad tim nasional Italia pada Piala Dunia 2002. Saat itu Gli Azzurri dilatih Giovanni Trapattoni. Setelah dua dekade berlalu, sang legenda mengungkapkan kekesalannya.
"Itu hal yang menyesakkan, yang karena seribu satu alasan saya sulit untuk melupakannya," kata Baggio kepada Esquire, dikutip dari Football Italia.
Trapattoni memilih sejumlah nama lain untuk mengisi lini depan pasukan biru. Ada Alessandro Del Piero, Fillipo Inzaghi, Fransesco Totti. Kemudian Marco Delvecchio, Vincenzo Montella, serta Christian Vieri.
Ia merasa seperti dikhianati. Ia sudah memberikan segalanya untuk Italia di tiga edisi Piala Dunia sebelumnya. Sayang, Il Divin Codino gagal mentas di Jepang dan Korea Selatan.
"Saya pikir saya seharusnya pergi meski hanya dengan satu kaki, untuk apa yang telah saya wakili. Itu akan menjadi Piala Dunia keempat saya, ceritanya harus berakhir seperti itu. Itu adalah pengkhianatan. Semua orang di Jepang akan mendukung kami," ujar Baggio, berapi-api.
Langkah Gli Azzurri terhenti di babak 16 besar. Paolo Maldini dan rekan-rekan gagal melewati adangan Korsel. Salah satu partai kontroversial di event empat tahunan tersebut.
Baggio meloloskan Italia ke final Piala Dunia 1994. Gli Azzurri ditaklukkan Brasil di sesi adu penalti. Eks Juventus, AC Milan, dan Inter Milan itu salah satu eksekutor yang gagal menuntaskan tugasnya dengan baik.