Ulasan

Ronaldo dan Messi Korban Ekspektasi?

Cristiano Ronaldo (kiri) dan Lionel Messi (kanan)
Cristiano Ronaldo (kiri) dan Lionel Messi (kanan)

Umur nggak bisa bohong. Celetukan itu mungkin sudah sering terdengar sebagai candaan. Biasanya, walau tak selalu benar, diucapkan untuk membandingkan kemampuan seseorang saat muda dan ketika mereka menua. Bagaimana reaksinya ya kira-kira, bila kalimat itu dilontarkan ke Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi?

Kedua pemain bisa disebut sebagai talenta terbaik abad ini. Tidak ada yang mampu mengecilkan itu. Prestasi mereka selama 15 tahun ke belakang sangat fenomenal, bahkan terbilang dominan.

Namun, seperti layaknya manusia lain, ada masanya di atas, lalu di bawah. Terutama, dalam kasus ini, saat menurunnya penampilan mereka kian menjadi sorotan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ronaldo saat ini berusia 37 tahun. Umur yang mungkin dianggap sudah kurang ideal untuk seorang atlet sepak bola.

Kendati penampilannya masih menunjukan kemampuan fisik baik dan teknik di atas rata-rata sebagian pemain bola, Ronaldo terus dibanding-bandingkan dengan versi dia saat muda.

Sebelum mencetak hattrick ke-59-nya (catatan yang luar biasa) saat melawan Tottenham, peraih lima Balon D'or baru mencetak satu gol sepanjang 2022. Tepatnya, satu gol dari 10 penampilan. CR7 sempat dipertanyakan kehadirannya di United beberapa bulan ke belakang.

Apakah ia masih mumpuni sebagai striker? Apakah usianya mulai mempengaruhi penampilannya? Apakah MU mengorbankan tim untuk mengakomodasinya?

Pertanyaan itu tak berhenti muncul setiap kali penampilannya tidak seapik Ahad kemarin ketika mencetak tiga gol ke gawang Spurs.

Narasi serupa dialami Messi di PSG. Messi, tiga tahun lebih muda dari Ronaldo, didatangkan klub nomor 1 Liga Prancis untuk melengkapi kepingan hilang PSG dalam mengejar ambisinya meraih trofi Liga Champions.

Gagasan, yang terbilang logis dari segi dunia sepak bola, bahwa barisan juru gedor Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe tampaknya bakal menjadi trio tak terbendung dalam menguasai turnamen paling prestis di daratan Eropa. Namun, hasil kembali membuktikan, bahwa harapan tidak melulu berbanding lurus dengan kenyataan.

Messi (dan Neymar) malah menjadi sasaran sorakan suporter sendiri meski menang melawan Bordeaux kemarin. Penyebabnya diduga ketidakmampuannya membantu klub menyingkirkan Real Madrid pada pertandingan babak 16 besar Liga Champions di Santiago Bernabue beberapa waktu lalu.

Messi pernah mendominasi kompetisi ini dan memenangkannya empat kali. Catatan itu seolah pudar di mata pendukung PSG.

Padahal ia mencetak lima gol dari tujuh pertandingan Liga Champions bersama klub Paris musim ini. Dua di antaranya saat melawan RB Leipzig, dan satu ketika mengalahkan Manchester City pada September lalu.

Namun, kegagalan mencetak penalti saat melawan Madrid di Stade de Franc, bak nila yang merusak susu sebelangga. Apalagi setelah timnya tersingkir dan kembali gagal merebut trofi pertama di ajang ini. Cibiran mulai bermunculan.

PSG tentu masih punya peluang merebut gelar bergensi tersebut. Mereka kini unggul 15 poin di puncak klasemen Ligue 1 musim ini. Langkah juara liga sudah di depan mata. Mereka pun sudah dipastikan ikut Liga Champions musim depan. Namun, kegagalan demi kegagalan kadung menumpuk keraguan.

Meski, terlepas dari itu, Messi setidaknya punya sesuatu yang bisa dirayakan musim ini: gelar Liga Prancis. Ronaldo bisa bernasib lebih malang.

Kecuali mampu mengantar United tembus ke final dan memboyong gelar Liga Champions di Paris pada bulan Mei, bintang Portugal berpeluang nirgelar musim ini.

Sebab, peluang MU merebut gelar di liga ataupun kompetisi lain sudah pupus. Setan Merah bahkan terancam keluar dari zona Liga Eropa bila gagal meraih poin penuh dalam laga-laga sisa.

Pundak Ronaldo dan Messi

Baik Ronaldo dan Messi tentu saja masih berpeluang membuat kejutan di masa mendatang. Kemampuan mereka jelas belum sepenuhnya hilang. Gol Messi melawan City di Liga Champions membuktikan itu. Hat-trick Ronaldo saat mengalahkan Spurs juga.

Kendati demikian, performa mereka masih bakal terus dipertanyakan. Selalu dibanding-bandingkan dengan pencapaian di masa silam.

Kisah Messi di Paris sejauh ini adalah kegagalan memenuhi ekspektasi, sementara Ronaldo seperti artis solo yang kehilangan partner.

Apakah mereka masih sepadan di United atau PSG? Apakah Messi dan Ronaldo membuat tim menjadi lebih baik?

Upaya menjawab tantangan itu dipastikan tidak akan semakin mudah. Dengan usia yang terus bertambah, dan harapan besar yang terus menjadi tekanan, keduanya bakal terus menjadi sorotan dan bahan pembicaraan yang tidak akan usang.

Sebab, Ronaldo dan Messi adalah megabintang dengan sederet prestasi. Sampai benar-benar pensiun, pundak mereka tidak akan lepas dari beban ekspektasi.

Sumber: ESPN

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Mantan bek kanan di liga kampus. Masih belajar jadi versi terbaik.